Berita Terbaru
KPPU Dorong Inovasi Berkeadilan di SENMASTER 2025 Universitas Terbuka
20 November 2025
Tangerang Selatan (20/11) – Anggota KPPU, Eugenia Mardanugraha menghadiri dan menjadi panelis pada SENMASTER 2025 yang mengusung tema “Inovasi Tanpa Batas menuju Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat Kolaboratif”. Kegiatan Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ini berlangsung di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) pada 20 November 2025. Kegiatan ini dibuka oleh Rektor Universitas Terbuka Ali Muktiyanto, dan turut dihadiri oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Dili Tasrifin Tahara, Wakil Rektor Bidang Akademik UT Rahmat Budiman, Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan Paken Pandiangan, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Bisnis Hendrian, Ketua LPPM UT Dewi Artati Padmo Putri, serta jajaran dekan, direktur, dan pimpinan di lingkungan Universitas Terbuka.
Sebagai bagian penting dari rangkaian kegiatan, KPPU dan Universitas Terbuka menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Eugenia Mardanugraha mewakili KPPU dan Rektor UT. Kerja sama ini bertujuan memperkuat kolaborasi dalam riset, peningkatan kapasitas, dan pengembangan ekosistem persaingan sehat melalui pendidikan dan sinergi akademik. MoU ini juga menjadi langkah konkret KPPU dalam memperluas advokasi dan meningkatkan pemahaman publik terhadap pentingnya persaingan usaha sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional.
Dalam sambutan, Eugenia menyoroti pentingnya kemitraan yang adil antara usaha besar dan kecil. Banyak UMKM, katanya, memiliki kapasitas inovatif, namun kerap terhambat oleh relasi yang tidak setara. Pengawasan kemitraan oleh KPPU, mulai dari ketentuan kontraktual hingga praktik di lapangan, menjadi instrumen penting agar kolaborasi berlangsung berkelanjutan dan memberi manfaat bagi masyarakat. Pandangan tersebut sejalan dengan mandat KPPU untuk memastikan pasar bekerja secara efisien dan inklusif.
Dalam sesi panel diskusi, Eugenia menjadi narasumber daam Gelar Wicara bersama dua narasumber lain yakni Denny Willy Junaidy dari ITB dan Alfonsa Horeng seorang pelestari tenun ikat NTT. Menyampaikan materi berjudul “Inovasi, Persaingan Sehat dan Kolaborasi: Fondasi bagi Masa Depan Ekonomi Indonesia.” Eugenia menekankan bahwa di tengah pesatnya perkembangan teknologi, KPPU tidak lagi berperan semata sebagai penegak hukum persaingan, tetapi juga sebagai Innovation Regulator, yakni lembaga yang memastikan inovasi berkembang tanpa menjadi alat untuk menghambat kompetisi atau menutup akses pasar.
“Inovasi harus menghadirkan kesempatan yang adil bagi masyarakat dan pelaku usaha, serta mendorong terciptanya ekosistem pasar yang lebih terbuka dan sehat.” tegas Eugenia.
Melalui kehadiran di SENMASTER 2025, KPPU menegaskan komitmennya untuk terus hadir dalam dialog publik dan akademik, memastikan bahwa inovasi, kolaborasi, dan persaingan sehat berjalan seimbang demi menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Dengan regulasi yang adaptif dan kolaborasi lintas sektor yang kuat, KPPU yakin Indonesia dapat membangun masa depan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkeadilan.
Sebagai bagian penting dari rangkaian kegiatan, KPPU dan Universitas Terbuka menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Eugenia Mardanugraha mewakili KPPU dan Rektor UT. Kerja sama ini bertujuan memperkuat kolaborasi dalam riset, peningkatan kapasitas, dan pengembangan ekosistem persaingan sehat melalui pendidikan dan sinergi akademik. MoU ini juga menjadi langkah konkret KPPU dalam memperluas advokasi dan meningkatkan pemahaman publik terhadap pentingnya persaingan usaha sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional.
Dalam sambutan, Eugenia menyoroti pentingnya kemitraan yang adil antara usaha besar dan kecil. Banyak UMKM, katanya, memiliki kapasitas inovatif, namun kerap terhambat oleh relasi yang tidak setara. Pengawasan kemitraan oleh KPPU, mulai dari ketentuan kontraktual hingga praktik di lapangan, menjadi instrumen penting agar kolaborasi berlangsung berkelanjutan dan memberi manfaat bagi masyarakat. Pandangan tersebut sejalan dengan mandat KPPU untuk memastikan pasar bekerja secara efisien dan inklusif.
Dalam sesi panel diskusi, Eugenia menjadi narasumber daam Gelar Wicara bersama dua narasumber lain yakni Denny Willy Junaidy dari ITB dan Alfonsa Horeng seorang pelestari tenun ikat NTT. Menyampaikan materi berjudul “Inovasi, Persaingan Sehat dan Kolaborasi: Fondasi bagi Masa Depan Ekonomi Indonesia.” Eugenia menekankan bahwa di tengah pesatnya perkembangan teknologi, KPPU tidak lagi berperan semata sebagai penegak hukum persaingan, tetapi juga sebagai Innovation Regulator, yakni lembaga yang memastikan inovasi berkembang tanpa menjadi alat untuk menghambat kompetisi atau menutup akses pasar.
“Inovasi harus menghadirkan kesempatan yang adil bagi masyarakat dan pelaku usaha, serta mendorong terciptanya ekosistem pasar yang lebih terbuka dan sehat.” tegas Eugenia.
Melalui kehadiran di SENMASTER 2025, KPPU menegaskan komitmennya untuk terus hadir dalam dialog publik dan akademik, memastikan bahwa inovasi, kolaborasi, dan persaingan sehat berjalan seimbang demi menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Dengan regulasi yang adaptif dan kolaborasi lintas sektor yang kuat, KPPU yakin Indonesia dapat membangun masa depan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkeadilan.