Berita Terbaru
Diplomasi Persaingan Usaha: Membuka Pintu Pasar Amerika Selatan
07 Desember 2025
Buenos Aires (7/12) – Di tengah pergeseran peta ekonomi global, Amerika Selatan kini bukan lagi sekadar wilayah geografis yang jauh, melainkan mitra strategis yang menjanjikan bagi Indonesia. Memahami urgensi ini, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), M. Fanshurullah Asa, bergerak cepat memanfaatkan momentum kehadirannya di kawasan tersebut untuk memperkuat diplomasi ekonomi. Usai menghadiri BRICS+ Digital Competition Forum ke-4 di Rio de Janeiro, Brasil, Ketua KPPU menggelar pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Argentina, merangkap Paraguay dan Uruguay, Sulaiman Syarif, di Buenos Aires, 7 Desember 2025. Pertemuan ini merupakan langkah taktis untuk menyelaraskan kebijakan persaingan usaha dengan kepentingan perdagangan nasional di pasar Amerika Latin.
Diskusi kedua tokoh ini menyoroti poin krusial, yakni bagaimana memastikan pelaku usaha Indonesia dapat bersaing secara sehat di pasar global, sekaligus melindungi pasar domestik dari praktik persaingan tidak sehat lintas negara. Dalam pertemuan tersebut, Ifan (sapaan Ketua KPPU) menekankan bahwa tantangan ekonomi saat ini tidak lagi konvensional. “Kita membutuhkan rezim persaingan usaha yang modern dan adaptif. Dinamika ekonomi digital tidak mengenal batas negara, dan respons kita harus setara dengan standar global,” ungkapnya.
Kehadiran KPPU di forum BRICS+ dan koordinasi dengan KBRI Buenos Aires menegaskan komitmen lembaga ini untuk tidak hanya menjadi wasit di dalam negeri, tetapi juga mitra aktif dalam menjaga kepentingan ekonomi nasional di luar negeri. Isu ekonomi digital menjadi sorotan utama, mengingat pesatnya penetrasi platform teknologi global yang memerlukan pendekatan regulasi yang seimbang agar tidak mematikan inovasi lokal.
Duta Besar Sulaiman Syarif menyambut positif inisiatif ini. Menurutnya, sinergi antara diplomat dan regulator persaingan usaha adalah kunci untuk membuka hambatan perdagangan. KBRI Buenos Aires menyatakan kesiapannya memfasilitasi kolaborasi lebih lanjut, menjadikan perwakilan RI sebagai ujung tombak yang memperkuat posisi tawar Indonesia di berbagai forum internasional.
Bagi para pelaku usaha dan investor, pertemuan ini mengirimkan sinyal positif, yakni pemerintah dan otoritas independen sedang bekerja sama menciptakan iklim usaha yang lebih pasti dan terbuka. Kolaborasi ini diharapkan membuka jalan bagi produk dan jasa Indonesia untuk masuk ke pasar nontradisional seperti Argentina, Paraguay, dan Uruguay dengan dukungan regulasi yang mumpuni. Langkah KPPU memperluas jejaring ke Amerika Selatan adalah bukti bahwa pengawasan persaingan usaha kini telah bertransformasi menjadi bagian integral dari strategi diplomasi ekonomi Indonesia. Tujuannya jelas, yakni menciptakan pasar yang adil, efisien, dan menyejahterakan rakyat.
Diskusi kedua tokoh ini menyoroti poin krusial, yakni bagaimana memastikan pelaku usaha Indonesia dapat bersaing secara sehat di pasar global, sekaligus melindungi pasar domestik dari praktik persaingan tidak sehat lintas negara. Dalam pertemuan tersebut, Ifan (sapaan Ketua KPPU) menekankan bahwa tantangan ekonomi saat ini tidak lagi konvensional. “Kita membutuhkan rezim persaingan usaha yang modern dan adaptif. Dinamika ekonomi digital tidak mengenal batas negara, dan respons kita harus setara dengan standar global,” ungkapnya.
Kehadiran KPPU di forum BRICS+ dan koordinasi dengan KBRI Buenos Aires menegaskan komitmen lembaga ini untuk tidak hanya menjadi wasit di dalam negeri, tetapi juga mitra aktif dalam menjaga kepentingan ekonomi nasional di luar negeri. Isu ekonomi digital menjadi sorotan utama, mengingat pesatnya penetrasi platform teknologi global yang memerlukan pendekatan regulasi yang seimbang agar tidak mematikan inovasi lokal.
Duta Besar Sulaiman Syarif menyambut positif inisiatif ini. Menurutnya, sinergi antara diplomat dan regulator persaingan usaha adalah kunci untuk membuka hambatan perdagangan. KBRI Buenos Aires menyatakan kesiapannya memfasilitasi kolaborasi lebih lanjut, menjadikan perwakilan RI sebagai ujung tombak yang memperkuat posisi tawar Indonesia di berbagai forum internasional.
Bagi para pelaku usaha dan investor, pertemuan ini mengirimkan sinyal positif, yakni pemerintah dan otoritas independen sedang bekerja sama menciptakan iklim usaha yang lebih pasti dan terbuka. Kolaborasi ini diharapkan membuka jalan bagi produk dan jasa Indonesia untuk masuk ke pasar nontradisional seperti Argentina, Paraguay, dan Uruguay dengan dukungan regulasi yang mumpuni. Langkah KPPU memperluas jejaring ke Amerika Selatan adalah bukti bahwa pengawasan persaingan usaha kini telah bertransformasi menjadi bagian integral dari strategi diplomasi ekonomi Indonesia. Tujuannya jelas, yakni menciptakan pasar yang adil, efisien, dan menyejahterakan rakyat.